Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan salah satu program unggulan Kampus Merdeka yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini merupakan tahun ke-4 dari program IISMA dan empat mahasiswa Biologi Unpad berhasil lolos IISMA 2024 dari 15.211 pendaftar. Mereka adalah Aulia Shafa Kamila di Radboud University Belanda, Alif Aria Wardana di Newcastle University United Kingdom, Iqlima Yasmin Baachari Putri di University of Bath United Kingdom, dan Tegar Prakasa Abdillah Arif di National Taiwan University. Mereka melalui berbagai persiapan yang cukup luar biasa sehingga dapat lolos program IISMA dengan ribuan pesaing dari seluruh Indonesia. Simak cerita mereka bagaimana proses mempersiapkan diri hingga bisa lolos dalam program ini.
Kang Tegar Prakasa Abdillah Arif salah satu mahasiswa Biologi dari angkatan 2021 menjelaskan bahwa ia termotivasi mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri karena semasa SMA terinspirasi oleh salah satu narasumber yang diundang untuk acara sekolahnya. Narasumber ini berasal dari Indonesia tetapi mengikuti organisasi internasional di usia yang cukup belia. Kang Tegar berpikir bahwa di umur yang hampir sama ia bisa mencapai hal-hal yang luar biasa dengan meningkatkan skill yang berkelanjutan dan mulai membuat target-target tersendiri. Kang Tegar memulai usahanya dengan mengikuti program Sakura Science yang diadakan oleh Japan Science Technology (JST) yang mana bekerja sama dengan prodi Biologi Unpad. Ia terpilih sebagai salah satu peserta yang berhasil lolos dan berangkat ke Jepang pada tahun 2023. Setelah mengikuti program tersebut, ia semakin percaya diri dan membuat target-target lainnya salah satunya adalah mengikuti IISMA 2024.
Ia menghabiskan waktu kurang lebih 3 bulan untuk persiapan seluruh persyaratan dan dimulai dari bulan Desember 2023. Dalam esainya, Kang Tegar memanfaatkan maksimal 350 kata tersebut untuk dapat merepresentasikan dirinya. Sebelumnya, ia telah membaca beberapa esai awardee tahun sebelumnya kemudian disesuaikan dengan pengalamannya. Ia menyarankan dalam esai yang ditulis isinya jujur dan percaya diri dengan apa yang ditulis dan wajib melakukan pengecekan grammar. Selain itu, calon awardee juga wajib mempelajari dengan sungguh-sungguh universitas yang dituju. Tips sederhana lainnya yang diberikan oleh Kang tegar adalah harus berani mencoba dan berusaha, hubungi awardee tahun sebelumnya untuk konsultasi dan sharing, pelajari esai tahun sebelumnya, dan sharing atau meminta pendapat orang lain terkait esai maupun wawancara.
Cerita lainnya berasal dari Teh Aulia Shafa Kamila yang lolos IISMA ke Belanda. Ia mengatakan bahwa persiapan dilakukan dengan waku yang sangat singkat yaitu selama 2 minggu. Ia mengakui bahwa persiapan yang dilakukan terkesan mendadak dan menguras energi. Akan tetap, ia memanfaatkan waktu yang singkat tersebut untuk fokus pada persiapan mulai dari persiapan segala berkas-berkas yang cukup banyak. Di samping itu, ia mengikuti program-program mentoring untuk konsultasi esai sebagai salah satu syarat pendaftaran IISMA yang disediakan oleh Kantor Urusan Internasionalisasi (KUI) Unpad dan mentornya berasal dari Awardee IISMA tahun sebelumnya. Program ini dilaksanakan tanpa dipungut biaya oleh karena itu Teh Aulia sangat menyarankan para calon awardee untuk tidak melewatkan program ini.
Sembari menjalankan mentoring, ia juga belajar latihan soal untuk tes EPT berupa IELTS. Setelah persiapan yang begitu menguras tenaga dan pikiran, Teh Aulia berhasil mendaftarkan semua berkas dan syarat pendaftaran. Selama menjalankan proses seleksi, ia menanamkan mindset bahwa tujuan ia mengikuti program IISMA tidak hanya untuk lolos, tetapi juga untuk meningkat skill dan kualitas dirinya. Oleh karena itu, ia selalu semangat dalam melaksanakan setiap tahapan seleksi. Dua minggu setelahnya ia mendapat pengumuman lolos tahap wawancara kemudian mempersiapkan diri hanya tiga hari untuk tes wawancara. Ia berkata selama persiapan tahap wawancara ia banyak meminta saran kepada teman-teman di Prodi Biologi dan mentornya, serta mendapat dukungan penuh dari mereka. Setelah tes wawancara dilaksanakan 15 menit, ia merasa cukup puas karena prosesnya berjalan cukup lancar dan dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik. Tidak lama setelah itu, ia menerima pengumuman lolos IISMA pada pilhan pertama yaitu Radboud University di Belanda dengan penuh rasa syukur dan haru karena usahanya mebuahkan hasil yang luar biasa.
Cerita menarik berikutnya berasal dari Teh Iqlima Yasmin Bachari Putri yang mencari banyak informasi untuk persiapan IISMA melalui media sosial. Ia mendapat informasi dari komunitas IISMA di salah satu platform media sosial. Ia juga banyak menghubungi alumni beasiswa luar negeri melalui media sosial termasuk Linkedin, Ia menekankan bahwa calon awardee IISMA wajib untuk mempersiapakan dan mencari informasi dari jauh-jauh hari terkait berkas dan persyaratan program IISMA. Salah satu persyaratannya adalah EPT yang mana ia menyebutkan bahwa poin ini menjadi hal yang krusial oleh karenanya perlu persiapan yang matang untuk memperoleh hasil yang baik. Selain itu, poin penting lainnya adalah menjawab pertanyaan esai. Ia mengatakan bahwa dalam menjawab pertanyaan esai diperlukan kehati-hatian dalam menyaring informasi atau saran dari beberapa orang karena beberapa pendapat dari mereka dapat saling kontradiksi.
Teh Iqlima juga menyarankan selama memiliki waktu yang panjang dalam persiapan seleksi IISMA, calon awardee dapat mulai mengisi Curriculum Vitae dengan pengalaman-pengalaman yang berkualitas karena pihak penyeleksi tidak melihat dari kuantitas melainkan kualitas. Selain itu, calon awardee juga dapat mulai menyusun tujuan hidup dan rencana di masa depan diselaraskan dengan visi dan misi program IISMA. Para calon awardee IISMA juga wajib melakukan research mendalam terkait pilihan universitas yang dituju dan courses yang akan diambil, serta alasan dan pertimbangan dalam memilih negara dan universitas tersebut. Di samping itu, Teh Iqlima menceritakan bahwa banyak calon awardee dalam komunitas IISMA yang diikutinya mengalami overthinking selama tahap seleksi karena takut melakukan kesalahan dalam langkah yang dijalankan. Oleh karena itu, ia berpesan bahwa selama mereka telah menjalankan semua tahapan sesuai instruksi yang telah diinformasikan oleh KUI masing-masing dan telah berdoa maka tidak perlu merasa cemas berlebihan karena apa yang telah ditakdirkan untuk kita maka akan datang untuk kita. Ia juga berkata apabila gagal dalam selesi IISMA banyak peluang-peluang berasiswa lainnya.
Berdasarkan cerita-cerita menarik dari awardee IISMA 2024 prodi Biologi Unpad dapat disimpulkan bahwa persiapan seleksi IISMA sebaiknya dari jauh hari karena untuk melengkapi persyaratan dan berkas membutuhkan waktu tidak. Para calon awardee diminta untuk aktif dalam mencari dan menyaring berbagi informasi terkait IISMA dan sharing pendapat dengan banyak orang. Di samping itu, beragam sudut pandang cerita luar biasa dari masing-masing awardee IISMA 2024 diharapkan memberikan pandangan dan inspirasi baru bagi calon awardee tahun berikutnya sehingga delegasi Unpad dalam IISMA 2024 akan bertambah dari tahunke tahun.
Penulis: Dita Auliya Khoirunnisa
Editor: Dr. Eneng Nunuz Rohmatullayaly, M.Si.